Kamis, 25 Maret 2010

Pelajaran 17 Sakramen Tobat


Tujuan pelajaran
Melalui pelajaran ini siswa dapat:
  1. menjelaskan pemahamannya tentang dosa dan contoh perbuatan dosa
  2. menyebutkan sebab-sebab manusia jatuh ke dalam dosa
  3. menjelaskan akibat-akibat dosa
  4. menjelaskan sikap Allah yang maha rahim terhadap manusia yang bertobat seperti dikisahkan dalam Luk 15:11-32
  5. menjelaskan arti tobat dan hasil pertobatan
  6. menjelaskan makna sakramen tobat sebagai sakramen rekonsiliasi berdasarkan Yoh 20: 19-23
Ringkasan Materi
Tidak seorangpun yang tidak pernah berbuat dosa. Semua orang pernah berdosa. Dosa yang dilakukan oleh seseorang tidak hanya merugikan diri sendiri tapi juga merugikan orang lain dan merenggangkan relasi dengan Allah. Dosa dimengerti sebagai sebuah tindakan yang menyebabkan seseorang jauh dari cinta kasih Tuhan. Orang tersebut mengalami keterasingan dengan Allah dan sesamanya. Maka, orang berbuat dosa diharapkan memulihkan kembali hubungan baiknya dengan Allah dan sesamanya. Pemulihan hubungan ini terjadi dalam sakramen tobat atau pengampunan dosa.

Allah sedih bila manusia meninggalkanNya. Ia, karena kasihNya senantiasa merindukan mereka yang berdosa kembali padaNya. Ia siap menerima orang yang bertobat setiap saat. Dalam kebaikanNya ia selalu menanti menusia kembali kepadaNya, membebaskan manusia dari dosa tanpa memperhitungkan besarnya dosa manusia itu (1 Yoh 4:16). Allah senantiasa mengundang orang yang berdosa untuk kembali bersatu dengan Dia.

Kerahiman Allah terhadap orang yang berdosa digambarkan secdara indah oleh Yesus dalam perumpamaan "Anak yang Hilang" (Luk 15: 11-32) dan dinyatakan dalam kuasaNya sendiri untuk mengampuni dosa. Kuasa itulah yang diwariskan GerejaNya untuk melakukan hal yang sama, yaitu memberikan pengampunan atas anggota gereja yang bertobat. Peristiwa tersebut dalam Gereja terjadi dalam sakramen tobat, yang disebut sakramen rekonsiliasi.Sakramen tobat menjadi tanda dan sarana pemulihan hubungan yang retak atau rusak akibat perbuatan dosa, menjadi hubungan yang damai dan harmonis antara Allah dan manusia, serta sesama dengan manusia dan alam di sekitarnya.

Langkah-langkah seseorang bertobat adalah:
  1. Menyadari dan mengakui dosa
  2. Menyesali dosa
  3. Mempersiapkan diri
  4. Mengakukan dosa
  5. Berniat untk tidak berbuat dosa lagi
  6. Mohon ampun lewat perantaraan romo/pastor
  7. Hidup secara baru
Gereja katolik oleh Yesus Kristus diberi tugas untuk membimbing umatnya supaya menjadi semakin sempurna dengan jalan menyucikan hidupnya. Salah satu cara menyucikan hidup yaitu melalui sakramen tobat.

KUTIPAN
Perumpamaan Tentang Anak Yang Hilang
(Luk 15:11-32)

Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahNya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seoranpun yang memberikannya kepadanyaLalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa aku telah berbuat dosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersuka cita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkannya kembali dnegan sehat. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluardan berbicara dengan dia. Tetapi iamenjawabayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersuka cita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telahmemboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaankuadlah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

Refleksi
  1. Apa yang dimaksud dengan perbuatan dosa? Berilah contoh!
  2. Apa akibat perbuatan dosa?
  3. Menurutmu masih perlukah Sakramen Tobat dijalankan pada masa sekarang?

Pelajaran 16 Sakramen Krisma


Tujuan Pelajaran
Pada akhir pelajaran siswa dapat:
  1. menyebutkan ciri-ciri orang yang disebut dewasa dalam beriman
  2. menjelaskan makna sakramen krisma sebagai simbol pelantikan seseorang menjadi anggota Gereja yang beriman dewasa
  3. menjelaskan konsekuensi atas penerimaan sakramen krisma
  4. memberi contoh tindakan kerasulan yang dapat dilaksanakan pada masa sekarang
Ringkasan materi:
Ada berbagai tradisi dalam masyarakat bila seseorang akan diakui sebagai orang dewasa. Misalnya pada masyarakat perkotaan, mereka biasanya akan merayakan perayaan ulang tahun yang ke 17 sebagai ungkapan syukur bahwa sang anak sudah beranjak dewasa. Secara umum paham kedewasaan seseorang bukan sekadar usia dan kematangan fisik saja. Inti dari kedewasaan terlebih-lebih adalah kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai kebaikan/ moral, serta kemampuannya untuk bertanggung jawab atas keputusannya itu . Orang yang dewasa adalah orang mulai bertanggung jawab terhadap kehidupan di sekitarnya, mulai mandiri, dan mulai peduli terhadap sekitar. Ia juga mulai mampu bersikap kritis dan mempunyai pendirian yang tegas terhadap kebenaran yang seharusnya ia pertahankan. Ia tidak hanya sibuk mengurusi diri sendiri tapi juga mengurus sesamanya. Hal itu juga berlaku dalam kedewasaan hidup beriman

Dalam Gereja Katolik ntuk menandai kedewasaan seseorang secara imani, diberikan sakramen Krisma atau penguatan kepada orang tersebut. Sakramen krisma adalah bagian dari sakramen inisiasi. Dalam penerimaan saramen krisma, Bapa Uskup sendirilah yang akan menerimakannya. Hal ini merupakan lanjutan tradisi dari zaman para rasul, seperti dikisahkan dalam Kis 8: 14-25.Pada zaman ini orang yang telah menerima sakramen Krisma bertanggung jawab menjadi saksi kristus baik dalam Gereja sendiri, dalam keluarga, di sekolah, di tempat kerja dan di lingkungan masyarakat lebih luas.

Unsur utama dalam penerimaan krisma adalah penumpangan tangan sebagai tanda pencurahan roh kudus dan pengurapan minyak krisma di dahi penerima krisma. Seseorang yang boleh menerima Krisma adalah seseorang yang sudah menerima sakramen baptis dan yang sudah dianggap dewasa. Seseorang yang dianggap dewasa adalah seseorang yang sudah mampu mengunakan akal budinya. Biasanaya penerima sakramen krisma berusia minimal 13-15 tahun.

Makna penerimaan sakramen krisma
  1. Menjadikan kita sungguh-sungguh anak Allah
  2. Menyatukan kita lebih teguh dengan Kristus
  3. Menambahkan karunia roh Kudus dalam diri kita
  4. Mengikat kita dengan lebih sempurna dengan Gereja
  5. Menganugerahkan kuasa Roh Kudus agar mampu mewartakan Kerajaan Allah.
Refleksi
  1. Jelaskan hubungan sakramen Krisma dan sakramen inisiasi lainnya
  2. Melalui sakramen Krisma seseorang diutus sebagai saksi kristus. Carilah bentuk-bentuk kesaksian yang dapat kamu lakukan!

Rabu, 24 Maret 2010

Pelajaran 15 Sakramen Ekaristi


Tujuan Pelajaran
Pada akhir pelajaran siswa dapat:
  1. menceritakan kebiasaan bersyukur dalam masyarakat
  2. menjelaskan hubungan Perjamuan Malam terakhir Yesus dengan Sakramen Ekaristi pada masa sekarang
  3. menjelaskan makna perayaan ekaristi sebagai sumber dan puncak kehidupan Gereja
Ringkasan Materi
Peristiwa-peristiwa penting dalam hidup pada umumnya dirayakan dan disyukuri, bahkan tidak jarang hal itu dilakukan secara meriah. Ucapan syukur itu tidak semata-mata merupakan kebuasaan, tetapi merupakan dorongan yang kuat untuk melaksanakannya. Ucapan syukur itu biasanya dilaksanakan dengan mengundang sanak keluarga, teman atau tetangga dekat. puncak perayaan itu adalah perjamuan makan bersama. Siapapun yang datang sudah pasti tahu maksud mereka diundang, sehingga mereka bisa menampilkan diri sepantasnya.



Sebelum Yesus menderita sengsara, Ia juga mengadkan perjamuan bersama dengan para muridNya, peristiwa yang kita kenal dengan "Perjamuan Malam Terakhir" (Luk 22:14-23). Perjamuan itu sendiri mirip dengan kebiasaan dalam perjamuan masyarakat Yahudi, tetapi juga memiliki keistimewaan dan berbeda dengan perjamuan yahudi. Perjamuan itu diadakan secara husus sebagai tanda perpisahan dengan para murid menjelang penderitaanNya. nada perpisahan sangat terlihat dari kata-kata yang diucakan Yesus sendiri. Ketika Yesus mengambil cawan berisi anggur dan roti, ia mengucap syukur dan berpesan "Inilah TubuhKu yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi kenangan akan Aku" (Ay 19). Artinya roti tersebut melambangkan diri Yesus yang akan dipersembahkan melalui penderitaanNya di salib demi keselamatan manusia. Kemudian Ia juga berkata "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darahKu yang ditumpahkan bagimu (ay 20). artinya cawan yang berisi anggur itu melambangkan darah Kristus yang tertumpah di salib, juga demi keselamatan manusia. Yesus berpesan pada para muridNya untuk selalu mengenangkan peristiwa itu. Hal itu terus berlanjut sampai sekarang.



Ada sebuah pergeseran dari perjamuan perpisahan menjadi perjamuan syukur. Ekaristi yang kita rayakan sekarang adalah ungakapan syukur atas penyelamatan Kristus lewat salib. Hal itu diteruskan hingga kini dalam bentuk perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi mengenangkan sekaligus menghadirkan kembali tindakan penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus kepada umat manusia. Maka dengan merayakan kembali Perjamuan malam terakhir, kita merayakan sumber dan puncak hidup Gereja, yaitu Yesus dan pengurbananNya.



Ekaristi berasal dari kata "eucharistia" yang artinya puji syukur. Maka inti Perayaan Ekaristi adaah puji syukur kepada Allah atas penyelamatanNya. Sebagai perayaan, Ekaristi mengundang keterlibatan semua umat yanghadir untuk berperan aktif dalam perayaan tersebut. Keterlibatan itu bisa diwujudkan dengan berbagai macam cara: ikut bernyanyi, ikut berdoa ,mendengarkan sabda Tuhan dll.

Makna sakramen ekaristi
  1. Bagi Gereja sekarang, Ekaristi merupakanUcapan Syukur dan pujiankepada Bapa. Kita bersyukur kepada Allah atas segala kebaikanNya: Untuk segala sesuatu yang Ia laksanakan dalam penciptaan, penebusan,dan pengudusan. Maka selayaknyalah Gereja mengagungkan pujian kepadaNya
  2. Ekaristi adalah kenangan akan kurban Yesus Kristus. Kenangan tidak hanya berarti mengenangkanperistiwa di masa lampau, tetapi membuat peristiwa penyelamatan itu dihadirkan kembali sehingga dapat dirasakan oleh segenap Gereja dan anggotanya yang hadir dan merayakannya
  3. Ekaristi sebagai kehadiran Kristus melalui kekuatan sabdaNya danRoh Kudus. Dalam Ekaristi Ia hadir dalam Gereja (pemimpin maupun umat yang hadir), Ia hadir melalui sabda-sabdaNya yang kita dengar dan lewat ikatan antar anggotaNya yang dipersatukan oleh Roh Kudus. Ia juga hadir secara nyata dalamTubuh dan DarahNya, dan Ia mengundang semua muridNya untuk menyambutNya.


KUTIPAN
Penetapan Perjamuan Malam
(Luk 22: 14-23)

Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasulNya. kataMya kepada mereka, "Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kau, sebelum Aku menderita. Sebab aku berkata kepadamu: "Aku tidak akan memakannya lagi sampai Ia beroleh kegenapannya dalam kerajaan Alah." Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata "Ambilah ini dan bagkanlah di antara kami. Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan ALlah telah datang." Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, katanYa, "Inilah tubuhKu yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Demikian juga dibuatNya dengan cawan sesudah makan: Ia berkata, "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darahKu, yang ditumpahkan bagi kamu. Tatapi lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku ada bersama dengan Aku di meja ini. Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!" lalu mulailah mereka mempersoalkan, siapa di antara mereka yang akan berbuat demikian.

Refleksi
  1. Bagaimana hubungan antara Perjamuan malam terakhir dan Perayaan Sakramen Ekaristi dalam Gereja sekarang?
  2. apakah selama ini kamu sudah merasa cukup memahami makna Perayaan Ekaristi? Apa motivasi atau alasannya?
  3. Seringkali dalam Perayaan Ekaristi terdengar remaja atau muda mudi mengobrol bahkan obrolannya pun tidak berkaitan dengan Ekaristi, melainkan kejadian-kejadian harian tau sejenisnya. Bagaimana tanggapanmu terhadap hal tersebut?Apa yang akan kamu lakukan bila menemukan kejadian seperti itu?




Pelajaran 14 Sakramen Baptis

Tujuan pelajaran
Pada akhir pelajaran siswa dapat
  1. menceritakan pengalaman dalam memasuki sebuah kelompok
  2. menjelaskan syarat dan proses inisiasi dalam suatu kelompok
  3. menyebutkan tahap-tahap inisiasi dalam Gereja
  4. menjelaskan makna Sakramen Baptis menjelaskan tugas dan perutusan seseorang yang telah menerima Sakramen Baptis.
Ringkasan materi
Suatu kelompok yang terorganisir biasanya memiliki persyaratan yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menerima seseorang secara resmi menjadi anggota kelompok tersebut. Bahkan ada kelompok yang menetapkan penerimaan anggota baru melalui upacara inisiasi atau upacara untuk memasuki kehidupan kelompok tersebut

Gereja adalah persekutuan orang-orang beriman kepada kristus. Sebagai persekutuan, Gereja pun mempunyai persyaratan bagi setiap orang yang ingin bergabung menjadi anggotanya. Syarat utamanya ialah seseorang harus sungguh-sungguh beriman kepada Kristus sebagai juru selamat. Beriman tudak hanya percaya, tetapi sekaligus menyerahkan diri dan mau dibentuk hidupnya sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus Kristus, serta bersama dengan semua orang mau mewartakan dan mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah itu dalam kehidupan bersama di tengah masyarakat.

Bila persyaratan tersebut sudah dipenuhi, maka menerimaan menjadi anggota Gereja itu dinyatakan dalam upacara Sakramen Baptis. Sakramen baptis disebut juga dengan sakramen inisisasi. Sakramen Baptis adalah pintu gerbang untuk sakramen-sakramen yang lain (KHK kan. 849). Dengan menerima sakramen baptis orang dimasukkan ke dalam paguyuban orang-orang beriman, yang disebut Gereja, dengan segala hak dan kewajibannya sebagai anggota Gereja.
Upacara inisiasi Kristen/ baptis dilaksanakan dalam 4 masa dan 3 tahap yaitu
  1. Masa Prakatekumenat: masa pemurnian motivasi calon. Pada masa ini seseorang diberi dorongan agar semakin mantap dalam menerima Sakramen Baptis. Masa ini diakhiri dengan upacara tahap pertama: pelantikan menjadi katekumen (calon baptis)
  2. Masa Katekumenat: masa pengajaran dan pembinaan iman serta latihan hidup dalam jemaat yang diakhiri dengan upacara tahap ke dua: Upacara pengukuhan katekumen terpilih
  3. Masa persiapan terakhir: masa khusus untuk mempersiapkan diri menerima sakramen-sakramen inisiasi, yang diakhiri dengan tahp ke tiga: upacara penerimaan sakramen inisiasi/ baptis
  4. Masa Mistagogi: masa pembinaan lanjutan setelah seseorang menerima sakramen inisiasi.
Penerimaan sakramen dalam Inisisasi Kristen meliputi tiga sakramen, yakni: Baptis, Krisma dan Ekaristi. yang pertama-tama adlah sakramen Baptis kemudian disusul yang lain. Namun bila sesorang yang diinisiasikan masih bayi maka penerimaan sakramen Krisma dan Ekaristi ditunda sampai anak tersebut dianggap pantas menerimanya. Melalui upacara sakramen Baptis seseorang dilahirkan kembali dari air dan Roh. Artinya orang itu memperoleh air kehidupan.
Buah atau rahmat pembaptisan
  1. mendapatkan pengampunan baik dari dosa asal maupun dosa serta siksa-siksa dosa.
  2. menjadi "ciptaan baru" (2kor 5: 17) dan dilantik menjadi anak Allah (Gal 4: 5-7) dan "mengambil bagian dalam kodrat Illahi (2 Ptr 1: 4)
  3. memperoleh rahmat pembenaran/ pengudusan yang: membuat dia sanggup semakin percaya kepada Allah berharap kepadaNya dan mencintaiNya; membuat dia hidup di bawah bimbingan dan dorongan Roh Kudus; membuat dia sanggup bertumbuh dalam kebaikan
  4. digabungkan dalam anggota Gereja, sebagai bagian dari Tubuh Kristus
  5. dimeteraikan secara kekal dengan satu materai rohani yang tak dapat dihapuskan; ia termasuk bilangan Kristus, sehingga boleh berharap untuk mati dan bangkit bersama Kristus dan layak mendapat kehidupan kekal di surga.


KUTIPAN

Percakapan dengan Nikodemus
(Yoh 3: 1-7)

Adalah seorang Farisi bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." Yesus menjawab kataNya: "Aku berkata kepadamu sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepadaNya: "Bagaimanakah mungkin seseorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatan ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab Yesus: " Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan roh,ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah Roh. Janganlah engkau heran, karena aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.

Refleksi
  1. Apa makna baptis bagimu?
  2. Tindakan apa saja yang perlu dilakukan oleh orang-orang yang sudah menerima sakramen Baptis agar tetap sebagai putra putri Allah yang setia kepada Yesus Kristus!

Pelajaran 13 Sakramen pada Umumnya

Tujuan Pelajaran
Pada akhir pelajaran, siswa dapat
  1. menyebutkan berbagai macam simbol dalam hubungan antar manusia dan hubungan antara manusia dengan Allah
  2. menjelaskan makna sakramen
  3. menguraikan pengertian Gereja sebagai tanda dan sarana keselamatan berdasarkan Lumen Gentium art 1 dan 8
  4. menjelaskan aspek-aspek simbolis dalam sakramen:antropologis, kristologis dan eklesiologis
  5. menyebutkan 7 sakramen dalam Gereja Katolik
Ringkasan Materi
manusia dikenal sebagai makhluk yang ekspresif, Ia diberi kemampuan untuk menyatakan dirinya kepada pribadi lain dengan berbagai cara. Ia mampu menyatakan pikitan, perasaan dan kehendaknya baik dengan kata-kata, simbol dan tindakan. Kata-kata berfungsi menjelaskan gerak-geriknya dan gerak-geriknya berfungsi untuk meneguhkan kata-katanya. Namun kadang tidak seluruh isi hatinya dapat diungkapkan secara lengkap dan jelas. Manusia masih menggunakan sarana juga untuk menyatakan apa yang terkandung dalam hatinya dengan menggunakan simbol, tandaatau lambang.

Dalam menyatakan diriNya kepada manusia, Allahpun kerap menggunakan simbol atau lambang. KehadiranAllah tidak pernah langsung dalam wujud aslinya. Kepada Musa Allah menampakkan diri melalui bara api. kepada Samuel dalam bentuk suara, kepada bangsa Israel melalui tiang awan. Allah kerap kali menampakkan prbadiNya melalui pribadi-pribadi tertentu seperti para nabi. Ia hadir dalam berbagai simbol/ lambang atau pribadi yang hanya bisa dimengerti mereka yang punya relasi dekat denganNya. Tetapi Allah dalam kebaikan dan kebijaksanaanNya berkenan menyertai diriNya secara utuh dalam dan melalui diri Yesus Kristus (Ef 1: 9) Melalui dan dalam pribadi Yesus, Allah menyatakan rencana kehendakNya. Karya yang dilakukan Yesus Kristus memperlihatkan dan meneguhkan ajaran serta kenyataan-kenyataan yang diungkapkan dengan kata-kata. Sedangkan kata-kata Yesus menyiarkan karya-karya dan menerangkan rahasia yang terkandung di dalamnya (Mat 11: 27; Yoh 1:14) dan 17:14: 6). Hal itu kemudian diteruskan secara aktif dalam gerejaNya hingga sekarang. Di dalam Lumen Gentium art 9c dikatakan " Ia membentuk mereka menjadi Gereja, supaya bagi semua dan setiap orang menjadi Sakramen kelihatan yang menandakan kesatuan yang menyelamatkan."

Gereja sebagai persekutuan yang dijiwai Roh Kudus adalah suci dan mengungkapkan diri sebagai sakramen keselamatan (LG Art 1; 9c). Namun Gereja juga sekaligus harus selalu dibersihkan dan terus menerus menjalankan pertobatan dan pembaharuan (LG. Art 8c). Ke dalam, Gereja mengekspresikan karya penyelamatan Kristus yang kita kenal dengan 7 sakramen yaitu Baptis, Ekaristi, Tobat, risma, Imamat, Perkawinan dan pengurapan orang sakit. Ketuuh sakramen itu selalu berpusat pada Yesus Kristus terjadi di dalam GerejaNya, bersift pribadi dan indrawi atau manusiawi dan menjadi simbol atau sarana keselamatan yang diperlukan oleh manusia.

Sakramen berasal dari kata latin sacramentum yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan yang Illahi. Sakramen dipahami sebagai tanda dan sarana keselamatan Allah.
Dalam sakramen terdapat dua unsur yang hakiki yaitu
  1. forma yaitu kata-kata yang menjelaskan peristiwa Illahi dan
  2. materia yaitu benda atau tindakan tertentu yang kelihatan.
Ada tiga aspek dalam karya penyelamatan Yesus yakni
  1. Aspek Illahi: Kehadiran Allah yang dalam hal ini tampak dalam pribadi Yesus Kristus
  2. Aspek personal manusiawi: iman dan kesediaan orang menerimanya serta tanda berupa kata/ perbuatan yang dapat dirasakan dan didengar dan dialami
  3. Aspek sosial/ jemaat: adanya orang-orang yang hadir / jemaat yang menyaksikan.
Gereja adalah sakramen artinya Gereja sebagai tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia. Gereja terus menerus menyalurkan rahmat Tuhan yaitu keselamatan pada manusia.

KUTIPAN
Yesus Menyembuhkan Orang yang Sakit Kusta
(Luk 5:12-16)
Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus tersungkurlah ia dan memohon, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapan mentahirkan aku." Lalu Yesus mengulurkan tanganNya, menjamah orang itu dan berkata, "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapapun juga dan berkata, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka." Tetapi kabar tentang Yesus tersiar dan datanglah orang berbondong-bondong kepadaNya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.

Lumen gentium art 1
Terang para bangsalah Kristus itu. Maka konsoli suci ini, yang terhimpun dalam Roh Kudus, ingin sekali menerangi semua orang dnegan cahaya Kristus, yang bersinar pada wajah Gereja, dengan mewartakan Injil kepada semua makhluk (Mrk 16:15). Namun, Gereja itu dalam Kristus bagaikan sakramen, yakni tanda dan persatuan mesra dengan ALlah dan kesatuan seluruh umatmanusia. Maka dari itu, menganut ajaran konsili-konsili sebelum ini, Gereja bermaksud menyatakan dengan lebih cermat kepada umatnya yang beriman dan kepada seluruh dunia, manakah hakikat dan perutusannya bagi semua orang. Keadaan zaman sekarang lebih mendesak Gereja untuk menunaikan tugas itu, yakni supaya semua orang, yang dewasa ini tergabungkan secara lebih erat berkat berbagai hubungan sosial, teknis dan budaya, memperoleh kesatuan sepenuhnya dalam Kristus.

Refleksi
  1. Dengan cara bagaimanaGereja mewujudkan dirinya sebagai Saramen Keselamatan?
  2. Ada tiga aspek simbolis dalam setiap sakramen, sebutkan dan jelaskan secara singkat!

Selasa, 23 Maret 2010

Pelajaran 12 Keanggotaan Gereja

Tujuan Pelajaran
Pada akhir pelajaran siswa dapat:
  1. menyebutkan unsur-unsur anggota Gereja
  2. menjelaskan peran/ tugas setiap anggota Gereja
  3. menjelaskan makna dan tanggung jawab anggota Gereja berdasarkan 1 kor 12: 12-18
  4. menyebutkan ciri-ciri tindakan anggota Gereja yang bertanggung jawab terhadap gerejanya
Ringkasan Materi
Dalam kehidupan sehari-hari khususnya di sekolah kita menjumpai adanya peran-peran atau fungsi dari warga sekolah. Misalnya kepala sekolah, guru, siswa, petugas tata usaha, petugas kebersihan dan petugas keamanan. Masing-masing memliki tugas sesuai dengan perannya masing-masing.

Dalam Gereja juga dapat ditemukan berbagai orang dengan kemampuan serta peran masing-masing. Dalam Gereja kita mengenal ada:
  1. Para imam/pastor: mereka adalah orang yang ditahbiskan dan bertugas untuk menggembalakan, melayani, dan mengajar umat. Para imam juga memiliki tugas menguduskan Gereja melalui perayaan-perayaan sakramen
  2. Para biarawan-biarawati: mereka yang mengucapkan tri kaul suci dan membaktikan dirinya untuk pewartaan kabar gembira. Wujud bakti hidup mereka antara lain dalam pelayanan di dunia pendidikan, pelayanan medis, rumah-rumah retret dan lain-lain. Mereka hidup dalam biara-biara dan tergabung dalam komunitas, tarekat atau kongregasi tertentu
  3. Kaum awam: mereka adalah umat kristiani yang bukan imam dan bukan biarawan. Mereka mengemban tugas perutusan dalam Gereaja dan dunia sesuai dengan kehendak Allah. Di antara kaum awam sendiri ada yang berperan sebagai ahli pikir, tenaga medis, pedagang, petani, katekis, ahli bangunan dsb.

Dengan beragamnya anggota serta perannya diharapkan tidak saling menguasai, melecehkan atau menjatuhkan satu sama lain, namun saling melengkapi serta membantu agar tujuan untuk mewartakan kabar baik dapat tercapai dan semua orang dapat hidup selamat dan bahagia

Gereja adalah tubuh Kristus. Sebagai tubuh, Gereja terdiri atas banyak anggota dengan kemampuan serta peran yang berbeda-beda.



Dalam perbedaan itu mereka semua bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas mewartakan kabar gembira. Bila satu anggota saja tidak menjalankan perannya masing-masing secara bertanggung jawab, maka tubuh itu akan ancur berantakan. Sebagai tubuh Kristus Gereja dihidupi oleh semangat Roh Kristus dan senantiasa dibimbing olehNya.

Refleksi
  1. Gereja sering digambarkan sebagai tubuh mistik Kristus. Gambaran apa lagi yang kamu ketahui? Apa maknanya?
  2. Siapakah anggota Gereja yang paling bertanggung jawab terhadap kehidupan Gereja? Jelaskan!
  3. Apakah gambaran Gereja sebagai Tubuh Kristus terjadi dalam kehidupan Gereja di paroki/ lingkunganmu?Jelaskan!

Senin, 22 Maret 2010

Peajaran 11 Gereja sebagai Persekutuan

Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pelajaran siswa dapat:
  1. menceritakan pengalaman suka duka sebagai anggota suatu perkumpulan
  2. menyebutkan kegiatan umat Gereja Perdana seperti dikisahkan dalam Kitab Suci (Kis 2: 41-47)
  3. menjelaskan ciri-ciri Gereja sebagai persekutuan erdasarkan interpretasi terhadap Kis 2: 41-47
  4. menyebutkan contoh wujud kehidupan Gereja sebagai persekutuan di masa sekarang
Ringkasan Materi
Kita sering melihat orang berkumpul misanya di pos siskamling, di pasar, di sekolah atau di tempat lainnya. Tetapi tidak semua kumpulan orang-orang disebut sebagai persekutuan (komunio). Di pasar orang berkumpul untuk menjual atau membeli sesuatu. Setelah hal itu berakhir tidak ada lagi komunikasi. Yang dimaksud komunio tentu saja bukan seperti itu. Dalam persekutuan atau komunio, komunikasi berlangsung secara terus menerus. masing-masing saling memperhatikan satu sama lian, saling memberi, saling mendukung, saling menasihati, saling mengingatkan, saling mengembangkan, saling melayani dan saling berusaha agar kebersamaan tersebut terus menerus terjaga keutuhannya agar kebahagiaan bersama dapat terjaga.

Model kumpulan orang yang berbentuk persekutuan (komunio) bisa kita lihat dalam kehidupan para murid Yesus sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Suci (Kis 2:41-47). Persekutuan mereka terbentuk berkat pengalaman yang sama: pengalaman sebagi murid-murid Yesus dan orang-orang yang percaya kepadaNya, setelah mendengar pewartaan tentang Yesus Kristus. Kehiduan mereka sangat menarik dan berbeda dibandingkan dengan persekutuan yang ada di sekitar mereka saat itu. Mereka selalu hidup dalam persekutuan dengan bertekun dalam pengajaran para rasul. Mereka berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa bersama. Segala kepunyaan mereka adalah milik bersama, satu sama lain saling melayani dan berkorban. Mereka selalu hidup dengan gembira dan tulus hati. Mereka bukan sekedar kumpulan orang, namun mereka saling mengenal memiliki ikatan batin, dan iman yang sama yaitu kepada Yesus Kristus dan menjalankan cara hidup yang sesuai dengan kehendak Kristus. Bentuk kehidupan itu membuat banyak orang lain tertarik dan bergabung dengan mereka, sehingga setiap hari jumlah mereka bertambah. Persekutuan mereka itulah yang sering disebut dengan Gereja Perdana atau Gereja Awal




KUTIPAN
Hidup Jemaat Perdana
(Kis 2:41-47)

Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka sealu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mukjizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersamadan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluannya masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Refleksi
  1. Apakah cara hidup jemaat perdana masih relefan untuk dilaksanakan pada zaman sekarang?
  2. Keprihatinan macam apa yang saat ini terjadi dalam persekutuan hidup menggereja?