Tujuan Pelajaran
Pada akhir pelajaran, siswa dapat
Pada akhir pelajaran, siswa dapat
- menyebutkan berbagai macam simbol dalam hubungan antar manusia dan hubungan antara manusia dengan Allah
- menjelaskan makna sakramen
- menguraikan pengertian Gereja sebagai tanda dan sarana keselamatan berdasarkan Lumen Gentium art 1 dan 8
- menjelaskan aspek-aspek simbolis dalam sakramen:antropologis, kristologis dan eklesiologis
- menyebutkan 7 sakramen dalam Gereja Katolik
Ringkasan Materi
manusia dikenal sebagai makhluk yang ekspresif, Ia diberi kemampuan untuk menyatakan dirinya kepada pribadi lain dengan berbagai cara. Ia mampu menyatakan pikitan, perasaan dan kehendaknya baik dengan kata-kata, simbol dan tindakan. Kata-kata berfungsi menjelaskan gerak-geriknya dan gerak-geriknya berfungsi untuk meneguhkan kata-katanya. Namun kadang tidak seluruh isi hatinya dapat diungkapkan secara lengkap dan jelas. Manusia masih menggunakan sarana juga untuk menyatakan apa yang terkandung dalam hatinya dengan menggunakan simbol, tandaatau lambang.
Dalam menyatakan diriNya kepada manusia, Allahpun kerap menggunakan simbol atau lambang. KehadiranAllah tidak pernah langsung dalam wujud aslinya. Kepada Musa Allah menampakkan diri melalui bara api. kepada Samuel dalam bentuk suara, kepada bangsa Israel melalui tiang awan. Allah kerap kali menampakkan prbadiNya melalui pribadi-pribadi tertentu seperti para nabi. Ia hadir dalam berbagai simbol/ lambang atau pribadi yang hanya bisa dimengerti mereka yang punya relasi dekat denganNya. Tetapi Allah dalam kebaikan dan kebijaksanaanNya berkenan menyertai diriNya secara utuh dalam dan melalui diri Yesus Kristus (Ef 1: 9) Melalui dan dalam pribadi Yesus, Allah menyatakan rencana kehendakNya. Karya yang dilakukan Yesus Kristus memperlihatkan dan meneguhkan ajaran serta kenyataan-kenyataan yang diungkapkan dengan kata-kata. Sedangkan kata-kata Yesus menyiarkan karya-karya dan menerangkan rahasia yang terkandung di dalamnya (Mat 11: 27; Yoh 1:14) dan 17:14: 6). Hal itu kemudian diteruskan secara aktif dalam gerejaNya hingga sekarang. Di dalam Lumen Gentium art 9c dikatakan " Ia membentuk mereka menjadi Gereja, supaya bagi semua dan setiap orang menjadi Sakramen kelihatan yang menandakan kesatuan yang menyelamatkan."
Gereja sebagai persekutuan yang dijiwai Roh Kudus adalah suci dan mengungkapkan diri sebagai sakramen keselamatan (LG Art 1; 9c). Namun Gereja juga sekaligus harus selalu dibersihkan dan terus menerus menjalankan pertobatan dan pembaharuan (LG. Art 8c). Ke dalam, Gereja mengekspresikan karya penyelamatan Kristus yang kita kenal dengan 7 sakramen yaitu Baptis, Ekaristi, Tobat, risma, Imamat, Perkawinan dan pengurapan orang sakit. Ketuuh sakramen itu selalu berpusat pada Yesus Kristus terjadi di dalam GerejaNya, bersift pribadi dan indrawi atau manusiawi dan menjadi simbol atau sarana keselamatan yang diperlukan oleh manusia.
Sakramen berasal dari kata latin sacramentum yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan yang Illahi. Sakramen dipahami sebagai tanda dan sarana keselamatan Allah.
Dalam sakramen terdapat dua unsur yang hakiki yaitu
KUTIPAN
manusia dikenal sebagai makhluk yang ekspresif, Ia diberi kemampuan untuk menyatakan dirinya kepada pribadi lain dengan berbagai cara. Ia mampu menyatakan pikitan, perasaan dan kehendaknya baik dengan kata-kata, simbol dan tindakan. Kata-kata berfungsi menjelaskan gerak-geriknya dan gerak-geriknya berfungsi untuk meneguhkan kata-katanya. Namun kadang tidak seluruh isi hatinya dapat diungkapkan secara lengkap dan jelas. Manusia masih menggunakan sarana juga untuk menyatakan apa yang terkandung dalam hatinya dengan menggunakan simbol, tandaatau lambang.
Dalam menyatakan diriNya kepada manusia, Allahpun kerap menggunakan simbol atau lambang. KehadiranAllah tidak pernah langsung dalam wujud aslinya. Kepada Musa Allah menampakkan diri melalui bara api. kepada Samuel dalam bentuk suara, kepada bangsa Israel melalui tiang awan. Allah kerap kali menampakkan prbadiNya melalui pribadi-pribadi tertentu seperti para nabi. Ia hadir dalam berbagai simbol/ lambang atau pribadi yang hanya bisa dimengerti mereka yang punya relasi dekat denganNya. Tetapi Allah dalam kebaikan dan kebijaksanaanNya berkenan menyertai diriNya secara utuh dalam dan melalui diri Yesus Kristus (Ef 1: 9) Melalui dan dalam pribadi Yesus, Allah menyatakan rencana kehendakNya. Karya yang dilakukan Yesus Kristus memperlihatkan dan meneguhkan ajaran serta kenyataan-kenyataan yang diungkapkan dengan kata-kata. Sedangkan kata-kata Yesus menyiarkan karya-karya dan menerangkan rahasia yang terkandung di dalamnya (Mat 11: 27; Yoh 1:14) dan 17:14: 6). Hal itu kemudian diteruskan secara aktif dalam gerejaNya hingga sekarang. Di dalam Lumen Gentium art 9c dikatakan " Ia membentuk mereka menjadi Gereja, supaya bagi semua dan setiap orang menjadi Sakramen kelihatan yang menandakan kesatuan yang menyelamatkan."
Gereja sebagai persekutuan yang dijiwai Roh Kudus adalah suci dan mengungkapkan diri sebagai sakramen keselamatan (LG Art 1; 9c). Namun Gereja juga sekaligus harus selalu dibersihkan dan terus menerus menjalankan pertobatan dan pembaharuan (LG. Art 8c). Ke dalam, Gereja mengekspresikan karya penyelamatan Kristus yang kita kenal dengan 7 sakramen yaitu Baptis, Ekaristi, Tobat, risma, Imamat, Perkawinan dan pengurapan orang sakit. Ketuuh sakramen itu selalu berpusat pada Yesus Kristus terjadi di dalam GerejaNya, bersift pribadi dan indrawi atau manusiawi dan menjadi simbol atau sarana keselamatan yang diperlukan oleh manusia.
Sakramen berasal dari kata latin sacramentum yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan yang Illahi. Sakramen dipahami sebagai tanda dan sarana keselamatan Allah.
Dalam sakramen terdapat dua unsur yang hakiki yaitu
- forma yaitu kata-kata yang menjelaskan peristiwa Illahi dan
- materia yaitu benda atau tindakan tertentu yang kelihatan.
- Aspek Illahi: Kehadiran Allah yang dalam hal ini tampak dalam pribadi Yesus Kristus
- Aspek personal manusiawi: iman dan kesediaan orang menerimanya serta tanda berupa kata/ perbuatan yang dapat dirasakan dan didengar dan dialami
- Aspek sosial/ jemaat: adanya orang-orang yang hadir / jemaat yang menyaksikan.
KUTIPAN
Yesus Menyembuhkan Orang yang Sakit Kusta
(Luk 5:12-16)
Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus tersungkurlah ia dan memohon, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapan mentahirkan aku." Lalu Yesus mengulurkan tanganNya, menjamah orang itu dan berkata, "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapapun juga dan berkata, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka." Tetapi kabar tentang Yesus tersiar dan datanglah orang berbondong-bondong kepadaNya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.
Lumen gentium art 1
Terang para bangsalah Kristus itu. Maka konsoli suci ini, yang terhimpun dalam Roh Kudus, ingin sekali menerangi semua orang dnegan cahaya Kristus, yang bersinar pada wajah Gereja, dengan mewartakan Injil kepada semua makhluk (Mrk 16:15). Namun, Gereja itu dalam Kristus bagaikan sakramen, yakni tanda dan persatuan mesra dengan ALlah dan kesatuan seluruh umatmanusia. Maka dari itu, menganut ajaran konsili-konsili sebelum ini, Gereja bermaksud menyatakan dengan lebih cermat kepada umatnya yang beriman dan kepada seluruh dunia, manakah hakikat dan perutusannya bagi semua orang. Keadaan zaman sekarang lebih mendesak Gereja untuk menunaikan tugas itu, yakni supaya semua orang, yang dewasa ini tergabungkan secara lebih erat berkat berbagai hubungan sosial, teknis dan budaya, memperoleh kesatuan sepenuhnya dalam Kristus.
(Luk 5:12-16)
Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus tersungkurlah ia dan memohon, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapan mentahirkan aku." Lalu Yesus mengulurkan tanganNya, menjamah orang itu dan berkata, "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapapun juga dan berkata, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka." Tetapi kabar tentang Yesus tersiar dan datanglah orang berbondong-bondong kepadaNya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.
Lumen gentium art 1
Terang para bangsalah Kristus itu. Maka konsoli suci ini, yang terhimpun dalam Roh Kudus, ingin sekali menerangi semua orang dnegan cahaya Kristus, yang bersinar pada wajah Gereja, dengan mewartakan Injil kepada semua makhluk (Mrk 16:15). Namun, Gereja itu dalam Kristus bagaikan sakramen, yakni tanda dan persatuan mesra dengan ALlah dan kesatuan seluruh umatmanusia. Maka dari itu, menganut ajaran konsili-konsili sebelum ini, Gereja bermaksud menyatakan dengan lebih cermat kepada umatnya yang beriman dan kepada seluruh dunia, manakah hakikat dan perutusannya bagi semua orang. Keadaan zaman sekarang lebih mendesak Gereja untuk menunaikan tugas itu, yakni supaya semua orang, yang dewasa ini tergabungkan secara lebih erat berkat berbagai hubungan sosial, teknis dan budaya, memperoleh kesatuan sepenuhnya dalam Kristus.
Refleksi
- Dengan cara bagaimanaGereja mewujudkan dirinya sebagai Saramen Keselamatan?
- Ada tiga aspek simbolis dalam setiap sakramen, sebutkan dan jelaskan secara singkat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar