Tujuan pelajaran
Melalui pelajaran ini siswa dapat:
- menjelaskan pemahamannya tentang dosa dan contoh perbuatan dosa
- menyebutkan sebab-sebab manusia jatuh ke dalam dosa
- menjelaskan akibat-akibat dosa
- menjelaskan sikap Allah yang maha rahim terhadap manusia yang bertobat seperti dikisahkan dalam Luk 15:11-32
- menjelaskan arti tobat dan hasil pertobatan
- menjelaskan makna sakramen tobat sebagai sakramen rekonsiliasi berdasarkan Yoh 20: 19-23
Tidak seorangpun yang tidak pernah berbuat dosa. Semua orang pernah berdosa. Dosa yang dilakukan oleh seseorang tidak hanya merugikan diri sendiri tapi juga merugikan orang lain dan merenggangkan relasi dengan Allah. Dosa dimengerti sebagai sebuah tindakan yang menyebabkan seseorang jauh dari cinta kasih Tuhan. Orang tersebut mengalami keterasingan dengan Allah dan sesamanya. Maka, orang berbuat dosa diharapkan memulihkan kembali hubungan baiknya dengan Allah dan sesamanya. Pemulihan hubungan ini terjadi dalam sakramen tobat atau pengampunan dosa.
Allah sedih bila manusia meninggalkanNya. Ia, karena kasihNya senantiasa merindukan mereka yang berdosa kembali padaNya. Ia siap menerima orang yang bertobat setiap saat. Dalam kebaikanNya ia selalu menanti menusia kembali kepadaNya, membebaskan manusia dari dosa tanpa memperhitungkan besarnya dosa manusia itu (1 Yoh 4:16). Allah senantiasa mengundang orang yang berdosa untuk kembali bersatu dengan Dia.
Kerahiman Allah terhadap orang yang berdosa digambarkan secdara indah oleh Yesus dalam perumpamaan "Anak yang Hilang" (Luk 15: 11-32) dan dinyatakan dalam kuasaNya sendiri untuk mengampuni dosa. Kuasa itulah yang diwariskan GerejaNya untuk melakukan hal yang sama, yaitu memberikan pengampunan atas anggota gereja yang bertobat. Peristiwa tersebut dalam Gereja terjadi dalam sakramen tobat, yang disebut sakramen rekonsiliasi.Sakramen tobat menjadi tanda dan sarana pemulihan hubungan yang retak atau rusak akibat perbuatan dosa, menjadi hubungan yang damai dan harmonis antara Allah dan manusia, serta sesama dengan manusia dan alam di sekitarnya.
Langkah-langkah seseorang bertobat adalah:
- Menyadari dan mengakui dosa
- Menyesali dosa
- Mempersiapkan diri
- Mengakukan dosa
- Berniat untk tidak berbuat dosa lagi
- Mohon ampun lewat perantaraan romo/pastor
- Hidup secara baru
KUTIPAN
Perumpamaan Tentang Anak Yang Hilang
(Luk 15:11-32)
Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahNya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seoranpun yang memberikannya kepadanyaLalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa aku telah berbuat dosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersuka cita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkannya kembali dnegan sehat. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluardan berbicara dengan dia. Tetapi iamenjawabayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersuka cita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telahmemboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaankuadlah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."
(Luk 15:11-32)
Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahNya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seoranpun yang memberikannya kepadanyaLalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa aku telah berbuat dosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersuka cita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkannya kembali dnegan sehat. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluardan berbicara dengan dia. Tetapi iamenjawabayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersuka cita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telahmemboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaankuadlah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."
Refleksi
- Apa yang dimaksud dengan perbuatan dosa? Berilah contoh!
- Apa akibat perbuatan dosa?
- Menurutmu masih perlukah Sakramen Tobat dijalankan pada masa sekarang?
menarik, semoga saya bisa menerapkan kepada anak dampingan saya. http://masdodon.blogspot.com
BalasHapus