Minggu, 16 Mei 2010

Pelajaran 20 Keterlibatanku dalam Pelayanan Gereja

Tujuan Pelajaran
Pada akhir pelajaran siswa dapat:
  1. Menyebutkan berbagai wadah, organisasi, dan organisasi, dan kelompok pelayanan Gereja yang biasa dilakukan oleh remaja
  2. Menjelaskan semangat yang harus mendasari keterlibatan dalam pelayanan dan
  3. Memberikan contoh keterlibatan remaja seusia mereka dalam pelayanan Gereja
Ringkasan Materi
Dalam suatu kelompok umumnya semua anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama, walaupun fungsi atau jabatannya berbeda-beda. Tentu saja dalam pelaksanaannya setiap kelompok mengatur hak dan kewajiban itu secara bijaksana. Bagi anggota yang memiliki fisik lemah tentu akan sedikit sekali dilibatkan dalam tugas-tugas yang memerlukan kekuatan otot. Anggota-anggota yang memiliki pemikiran kritis dan cemerlang akan lebih banyak dilibatkan untuk perencanaan dan perumusan-perumusan suatu masalah. Akan tetapi pada dasarnya semua ikut terlibat demi tujuan bersama.

Sebagai persekutuan, anggota Gereja memiliki latar belakang yang beraneka ragam. Ada yang memiliki kemampuan lebih besar dan lebih banyak, ada yang memiliki kemampuan terbatas dan masih harus terus banyak belajar. Akan tetapi berkat pembaptisan, mereka mempunyai martabat yang sama. Panggilan dan perutusan mereka sebagai anggota Gereja sama, walaupun diwujudkan dalam cara dan bentuk yang berbeda.

Dalam Gereja, kita mengenal banyak wadah dan bentuk pelayanan yang melibatkan remaja, misalnya: Putra putri Altar, Legio Maria Yunior, Roses, Anthiok, Remaja Katolik, Kelompok Paduan Suara Remaja, Kelompok Pendalaman Alkitab Remaja, Bina Iman Katolik Paroki, dll. Melalui berbagai wadah dan kegiatan tersebut, Gereja mengharapkan agar remaja berkembang dalam iman dan kepribadian sebagai murid-murid Kristus, melatih diri untuk menjadi kader-kader pemimpin Gereja dan masyarakat, dan mengasah kepedulian terhadap sesama.

Motivasi seseorang ikut kegiatan bisa jadi pada awalnya sangat sederhana, misalnya untuk mengisi waktu luang, menghindari tugas di rumah, ingin mempunyai banyak kenalan dsb. Akan tetapi diharapkan motivasi itu berkembang ke arah yang lebih baik.

Remaja dapat belajar dari ajaran Gereja yang menyatakan "kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang jaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga" (Gaudium et Spes art 1). Kegiatan pelayanan muncul bila ada ketimpangan dalam masyarakat yang menurut dirinya sebagai murid Kristus harus berbuat sesuatu ada perasaan tidak puas bila ada yang belum terlayani (Kis 6: 1-7).

Gereja sangat mendukung wadah/organisasi kelompok kegiatan pelayanan remaja, sekaligus berharap agar remaja berkembang dalam iman dan kepribadian sebagai murid-murid Yesus. Melalui wadah dan kegiatan tersebut, remaja dapat melatih diri menjadi kader-kader pemimpin Gereja dan masyarakat serta mengasah kepedulian terhadap sesama. Banyak suka dan duka dalam kegaitan kelompok serta ada banyak tantangan baik dari diri sendiri orang lain maupun dari kelompok lain.

Melayani sesama bukan hanya tugas orang katolik, melainkan tugas semua orang dari agama apapun. Akan tetapi pelayanan seseorang akan sangat diwarnai oleh imannya.
Ciri-ciri semangat pelayanan yang perlu dimiliki oleh murid-murid Kristus dalam melakukan kegiatan pelayanannya adalah sebagai berikut:
  1. Dilandasi dengan semangat rendah hati. Berkali-kali Yesus menegaskan hal ini kepada para muridNya, karena itulah yang dikehendaki oleh Bapa (Mrk 9: 35; Yoh 4: 34)
  2. Pelayanan adalah perwujudan kasih kepada Bapa. Pelayanan Kristiani bukan berdasarkan ketaatan atau ketakutan kepada pemerintah atau siapapun melainkan demi mewujudkan kasih kepada Allah melalui kasih kepada sesama (mat 12: 37)
  3. Demi kemuliaan Bapa. Pelayanan kita bukan demi nama baik diri sendiri atau Gereja, melainkan demi meluhurkan dan memuiliakan Allah sendiri (Yoh 15: 8)
  4. Mengambil bagian dalam sengsara Kristus. Hal itu diingatkan oleh Yesus dalam sabdaNya: "Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu lakukan untuk Aku" (Mat 25: 40)
KUTIPAN
Gaudium et Spes art 1
kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga.

Kisah Para Rasul 6: 1-7
Pada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi uang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari. Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan Firman ALlah untuk melayani meja. Karena itu saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antara kamu, yang terkenal baik dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman" Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat, lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus, sorang penganut agama Yahudi dari Anthiokia. Mereka itu dihadapkan kepada rasuk-rasul, lalu rasul-rasul itupun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka. Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.

Refleksi
  1. Jelaskan ciri-ciri pelayanan yang perlu dimiliki oleh murid-murid Kristus dalam melakukan kegiatannya!
  2. Menurut pengamatanmu, apakah kaum remaja sudah terlibat dalam pelayanan baikdalam Gereja maupun dalam masyarakat? Berilah contoh! Mengapa hal itu terjadi?
  3. Jelaskan pendapatmu akan pernyataan berikut "Remaja tidak seharusnya terlibat dalam pelayanan Gereja karena tugas mereka adalah belajar dengan baik. Pelayanan Gereja adalah tanggung jawab orang dewasa, terutama para uskup, pator dan tokoh umat"!

Pelajaran 19 Kegiatan Pelayanan Gereja



Tujuan Pelajaran
Pada akhir pelajaran siswa dapat:
  1. Mengelompokkan kegiatan pelayanan yang dilakukan umat ke dalam empat fungsi pelayanan Gereja
  2. Menjelaskan empat fungsi pelayanan Gereja: liturgia, diakonia, koinonia dan kerygma serta hubungannya satu sama lain
  3. Menjelaskan kaitan antara karya Gereja dan tugas perutusan Yesus
Ringkasan Materi
Gereja sebagai komunitas orang yang beriman kepada Kristus memiliki visi yang diwujudkan dalam misi/ kegiatan yang khas. Visi utama Gereja aialah untuk mewujudkan Kerajaan Allah sebagaimana yang diwartakan oleh pendirinya, Yesus kristus. mewujudkan Kerajaan Allah berarti mengupayakan situasi kehidupan yang diwarnai oleh cinta akan Allah, damai, persaudaraan, dan keharmonisan. Oleh Gereja, visi tersebut diwujudkan melalui sedikitnya empat fungsi pelayanan yaitu liturgia, diakonia, koinonia, dan kerygma.
  1. Liturgia (pengudusan) adalah segala bentuk kegiatan ibadat kepada Tuhan yang dilakukan oleh umat, baik secara pribadi ataupun bersama baik sakramen maupun yang bukan sakramen. Contoh dari pelayanan liturgia adalah perayaan ekarsti, ibadat lingkungan, doa bersama dll.
  2. Diakonia (Pelayanan) adalah segala bentuk pelayanan kepada semua orang yang membutuhkan pertolongan atau pelayanan. Umat beriman saling melayani dan memperhatikan kebutuhan sesamanya, baik yang seiman maupun setiap orang yang membutuhkan. Contoh dari pelayanan diakonia adalah badan amal, poliklinik, Rumah Sakit, dana solidaritas, dana papa, rumah jompo,yayasan yatim piatu dll.
  3. Koinonia (Pembinaan Persekutuan) adalah segala usaha untuk semakin mewujudkan dan mengukuhkan persaudaraan murid-murid Kristus dengan saling membantu, berbagi, memperhatikan, memberi, menerima dan saling mencukupi demi kesejahteraan bersama dalam komunitas. Contoh dari pelayanan koinonia adalah mengunjungi orang sakit, kegiatan PIA, Pembinaan Remaja,Kunjungan pastoral dll
  4. Kerygma (Pewartaan) adalah segala bentuk pewartaan, pengajaran iman dan komunikasi iman untuk saling meneguhkan, berbagi pengalaman iman dan saling meluruskan pandangan iman. Setiap orang yang menerima pewartaan Kristus dan mengemban tugas pewartaan seperti yang telah diperintahkan oleh Yesus kristus. Contoh dari pelayanan kerygma adalah katekese, pendalaman iman lingkungan dll.
Allah telah memperlengkapi kita dengan kemampuan-kemampuan khusus untuk melakukan pelayanaan baik pelayanan bagi Gereja maupun sesama. Segala bentuk keterlibatan dan pelayanan kita sebagai Gereja adalah untuk pengembangan dan perwujudan iman sehingga kita semakin beriman kepada Allah. Paulus juga menegaskan bahwa keterlibatan seseorang dalam pelayanan merupakan tanda kedewasaan iman seseorang. Dengan terlibat dalam kegiatan pelayanan Gereja kita turut serta dalam karya perutusan Yesus Kristus: mewartakan Injil Kerajaan Allah. Setiap orang Kristen dipanggil untuk melakukannya.

KUTIPAN
Efesus 4: 11-16
Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan Tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah kepala. Dari padaNyalah seluruh tubuh, yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota, menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

Refleksi
  1. Jeaskan empat fungsi pelayanan Gereja!
  2. Jelaskan pendapatmu atas pernyataan berikut, "Bila Gereja membantu sesama yang tidak Katolik hal itu bertujuan agar mereka mau menjadi katolik"!
  3. Berikan usul kegiatan pelayanan yang seharusnya dilakukan oleh Gereja pada zaman sekarang untuk mewujudkan masyarakat yang sesuai dengan kehendak Allah!

Rabu, 05 Mei 2010

Pelajaran 18 Sakramen Pengurapan Orang Sakit


Tujuan Pelajaran
Pada akhir pelajaran siswa dapat:
  1. Menjelaskan perasaan dan harapan orang yang menderita sakit
  2. Menjelaskan sikap yang muncul pada saat orang sedang menderita sakit
  3. Menunjukkan landasan biblis munculnya sakramen pengurapan orang sakit
  4. Menjelaskan mengenai sakramen orang sakit dan maknanya
  5. menyusun refleksi atas laporan kunjungan pada orang sakit.
Ringkasan Materi
Setiap orang mempunyai penghargaan yang tinggi terhadap hidup. Itulah sebabnya mereka selalu berusaha dengan berbagai cara agar tetap sehat dan berupaya mengenyahkan hal-hal yang dapat mengancam hidupnya. Akan tetapi ada kalanya manusia akhirnya sakit bahkan sekarat. Dalam keadaan sakit manusia menyadari ketidakmampuan, keterbatasan, dan kefanaannya.

Pengalaman sakit disikapi oleh setiap orang secara berbeda-beda. Ada sebagaian orang yang senantiasa mengeluh dengan sakit yang dideritanya, menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang lain, merasa dibuang, ditinggalkan sanak keluarga merasa takut kalau-kalau dia mati, dsb. sikap-sikap tersebut cenderung menutup diri untuk sesama yang lain, putus asa dan memberontak kepada Tuhan. Namun ada pula sebagian orang yang menyikapinya secara positif, yaitu dengan menyesali perbuatan-perbuatan yang keliru di masa lalu, banyak berdoa dan berserah diri. Dalam ketidak berdayaannya itu, ia mencari sesama dan Tuhan.

Aapun sikap mereka, sebenarnya yang mereka butuhkan adalah dukungan dan kehadiran orang-orang yang terdekat dengan mereka misalnya keluarga, teman, sahabat, saudara, dll. Mereka membutuhkan orang-orang yang mau mendengarkan keluh kesahnya dan yang siap menbantu dan melayaninya. Semuanya itu dapat meringankan penderitaannya.

Siapa yang berhak menerima sakramen pengurapan?
Orang yang berhak menerima sakramen penguraan adalah orang mengalami sakit parah atau sedang mengalami bahaya maut dan biasanya orang yang sedang mengalami menghadapi operasi besar.

Berapa kali sakramen Krisma dapat diterima?
Pada saat orang mengalami sakit berat atau dalam keadaan sekarat, orang dapat menerima sakramen pengurapan. Bila orang yang sudah menerima sakramen pengurapan dinyatakan sembuh, ia diperbolehkan lagi menerimanya apabila mereka mengalami sakit berat lagi di kemudian hari.

Bagaimana Sakramen pengurapan dirayakan?
  1. Sakramen pengurapan bisa dilakukan di gereja, rumah ataupun rumah sakit.
  2. Penerimaan sakramen ini diawali dengan pemberian sakramen tobat, mendoakan orang sakit, menerima pengurapan dan bila memungkinan bisa dilakukan penerimaan ekaristi.
  3. Simbol pokok dalam sakramen ini adalah Imam meletakkan tangan ke atas orang sakit sambil berdoa bagi si sakit dilanjutkan pengurapan dengan minyak.
Apa makna sakramen pengurapan?
  1. Sakramen pengurapan menganugerahkan rahmat Roh Kudus yang menjadikan si penerima mempunyai kekuatan, ketenangan dan kebesaran hati untuk mengatasi kesulitan akibat sakit berat atau karena kelemahan akibat usia lanjut. Roh kudus memperbaharui dan menguatkan harapanserta imannya kepada Allah sehingga ia tidak putus asa dan takut pada kematia. Kekuatan Roh Kudus ini dapat pula membawa kesembuhan jiwa dan raga, maka bila bertobat akan diampuni dosanya.
  2. Sakramen pengurapan mengajak si penerima untuk mempersatukan penderitaan yang dialamainya dengan penderitaan Yesus Kristus. Dengan bercermin kepada sengsara Kristus ia dapat memikul penderitaannya, dengan penyerahan diri secara total kepada Bapa. Kalaupun pada akhirnya kematian merenggut dirinya, ia akan beroleh kebangkitan bersama Kristus.
  3. Sakramen pengurapan menganugerahkan rahmat Gerejani. Keikutsertaan dalam penderitaan dan sengsara Kristus menyucikan dirinya. Kesucian diinya itu memberikan sumbangan bagi kekudusan Gereja. Melalui upacara sakramen pengurapan orang sakit, Gereja mengukuhkan dirinya sebagai umat Allah yang peduli terhadap sesama, mealui kehadiran anggota-anggotanya untuk turut mendoakan si sakit.
  4. Sakramen ini dapat menyiapkan orang agar bila akhirnya meninggal, ia layak menghadap Bapa.
KUTIPAN
Markus 6: 12-13
Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.

Markus 16: 18
Mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka meminum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; meeka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.

Kisah Para Rasul 9: 34, 14: 3
Kata Petrus kepadanya: "Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau: bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!" Seketika itu bangunlah orang itu.
Paulus dan Barnabas tinggal beberapa waktu lamanya di situ. Mereka mengajar dengan berani, karena mereka percaya kepada Tuhan. Dan Tuhan menguatkan berita tentang kasih karuniaNya dengan mengaruniakan kepada mereka kuasa untuk mengadakan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat.

Yakobus 5: 13-16
Kalau ada seseorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seseorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! Kalau ada seseorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.

Refleksi
  1. Jelaskan bagaimana pendapatmu tentang pernyataan "penyebab utama orang sakit adalah dosa orang tersebut"!
  2. Apa tujuan utama pemberian sakramen pengurapan orang sakit?


Kamis, 25 Maret 2010

Pelajaran 17 Sakramen Tobat


Tujuan pelajaran
Melalui pelajaran ini siswa dapat:
  1. menjelaskan pemahamannya tentang dosa dan contoh perbuatan dosa
  2. menyebutkan sebab-sebab manusia jatuh ke dalam dosa
  3. menjelaskan akibat-akibat dosa
  4. menjelaskan sikap Allah yang maha rahim terhadap manusia yang bertobat seperti dikisahkan dalam Luk 15:11-32
  5. menjelaskan arti tobat dan hasil pertobatan
  6. menjelaskan makna sakramen tobat sebagai sakramen rekonsiliasi berdasarkan Yoh 20: 19-23
Ringkasan Materi
Tidak seorangpun yang tidak pernah berbuat dosa. Semua orang pernah berdosa. Dosa yang dilakukan oleh seseorang tidak hanya merugikan diri sendiri tapi juga merugikan orang lain dan merenggangkan relasi dengan Allah. Dosa dimengerti sebagai sebuah tindakan yang menyebabkan seseorang jauh dari cinta kasih Tuhan. Orang tersebut mengalami keterasingan dengan Allah dan sesamanya. Maka, orang berbuat dosa diharapkan memulihkan kembali hubungan baiknya dengan Allah dan sesamanya. Pemulihan hubungan ini terjadi dalam sakramen tobat atau pengampunan dosa.

Allah sedih bila manusia meninggalkanNya. Ia, karena kasihNya senantiasa merindukan mereka yang berdosa kembali padaNya. Ia siap menerima orang yang bertobat setiap saat. Dalam kebaikanNya ia selalu menanti menusia kembali kepadaNya, membebaskan manusia dari dosa tanpa memperhitungkan besarnya dosa manusia itu (1 Yoh 4:16). Allah senantiasa mengundang orang yang berdosa untuk kembali bersatu dengan Dia.

Kerahiman Allah terhadap orang yang berdosa digambarkan secdara indah oleh Yesus dalam perumpamaan "Anak yang Hilang" (Luk 15: 11-32) dan dinyatakan dalam kuasaNya sendiri untuk mengampuni dosa. Kuasa itulah yang diwariskan GerejaNya untuk melakukan hal yang sama, yaitu memberikan pengampunan atas anggota gereja yang bertobat. Peristiwa tersebut dalam Gereja terjadi dalam sakramen tobat, yang disebut sakramen rekonsiliasi.Sakramen tobat menjadi tanda dan sarana pemulihan hubungan yang retak atau rusak akibat perbuatan dosa, menjadi hubungan yang damai dan harmonis antara Allah dan manusia, serta sesama dengan manusia dan alam di sekitarnya.

Langkah-langkah seseorang bertobat adalah:
  1. Menyadari dan mengakui dosa
  2. Menyesali dosa
  3. Mempersiapkan diri
  4. Mengakukan dosa
  5. Berniat untk tidak berbuat dosa lagi
  6. Mohon ampun lewat perantaraan romo/pastor
  7. Hidup secara baru
Gereja katolik oleh Yesus Kristus diberi tugas untuk membimbing umatnya supaya menjadi semakin sempurna dengan jalan menyucikan hidupnya. Salah satu cara menyucikan hidup yaitu melalui sakramen tobat.

KUTIPAN
Perumpamaan Tentang Anak Yang Hilang
(Luk 15:11-32)

Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahNya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seoranpun yang memberikannya kepadanyaLalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa aku telah berbuat dosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersuka cita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatkannya kembali dnegan sehat. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluardan berbicara dengan dia. Tetapi iamenjawabayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersuka cita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telahmemboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya: Anakku engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaankuadlah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

Refleksi
  1. Apa yang dimaksud dengan perbuatan dosa? Berilah contoh!
  2. Apa akibat perbuatan dosa?
  3. Menurutmu masih perlukah Sakramen Tobat dijalankan pada masa sekarang?

Pelajaran 16 Sakramen Krisma


Tujuan Pelajaran
Pada akhir pelajaran siswa dapat:
  1. menyebutkan ciri-ciri orang yang disebut dewasa dalam beriman
  2. menjelaskan makna sakramen krisma sebagai simbol pelantikan seseorang menjadi anggota Gereja yang beriman dewasa
  3. menjelaskan konsekuensi atas penerimaan sakramen krisma
  4. memberi contoh tindakan kerasulan yang dapat dilaksanakan pada masa sekarang
Ringkasan materi:
Ada berbagai tradisi dalam masyarakat bila seseorang akan diakui sebagai orang dewasa. Misalnya pada masyarakat perkotaan, mereka biasanya akan merayakan perayaan ulang tahun yang ke 17 sebagai ungkapan syukur bahwa sang anak sudah beranjak dewasa. Secara umum paham kedewasaan seseorang bukan sekadar usia dan kematangan fisik saja. Inti dari kedewasaan terlebih-lebih adalah kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai kebaikan/ moral, serta kemampuannya untuk bertanggung jawab atas keputusannya itu . Orang yang dewasa adalah orang mulai bertanggung jawab terhadap kehidupan di sekitarnya, mulai mandiri, dan mulai peduli terhadap sekitar. Ia juga mulai mampu bersikap kritis dan mempunyai pendirian yang tegas terhadap kebenaran yang seharusnya ia pertahankan. Ia tidak hanya sibuk mengurusi diri sendiri tapi juga mengurus sesamanya. Hal itu juga berlaku dalam kedewasaan hidup beriman

Dalam Gereja Katolik ntuk menandai kedewasaan seseorang secara imani, diberikan sakramen Krisma atau penguatan kepada orang tersebut. Sakramen krisma adalah bagian dari sakramen inisiasi. Dalam penerimaan saramen krisma, Bapa Uskup sendirilah yang akan menerimakannya. Hal ini merupakan lanjutan tradisi dari zaman para rasul, seperti dikisahkan dalam Kis 8: 14-25.Pada zaman ini orang yang telah menerima sakramen Krisma bertanggung jawab menjadi saksi kristus baik dalam Gereja sendiri, dalam keluarga, di sekolah, di tempat kerja dan di lingkungan masyarakat lebih luas.

Unsur utama dalam penerimaan krisma adalah penumpangan tangan sebagai tanda pencurahan roh kudus dan pengurapan minyak krisma di dahi penerima krisma. Seseorang yang boleh menerima Krisma adalah seseorang yang sudah menerima sakramen baptis dan yang sudah dianggap dewasa. Seseorang yang dianggap dewasa adalah seseorang yang sudah mampu mengunakan akal budinya. Biasanaya penerima sakramen krisma berusia minimal 13-15 tahun.

Makna penerimaan sakramen krisma
  1. Menjadikan kita sungguh-sungguh anak Allah
  2. Menyatukan kita lebih teguh dengan Kristus
  3. Menambahkan karunia roh Kudus dalam diri kita
  4. Mengikat kita dengan lebih sempurna dengan Gereja
  5. Menganugerahkan kuasa Roh Kudus agar mampu mewartakan Kerajaan Allah.
Refleksi
  1. Jelaskan hubungan sakramen Krisma dan sakramen inisiasi lainnya
  2. Melalui sakramen Krisma seseorang diutus sebagai saksi kristus. Carilah bentuk-bentuk kesaksian yang dapat kamu lakukan!

Rabu, 24 Maret 2010

Pelajaran 15 Sakramen Ekaristi


Tujuan Pelajaran
Pada akhir pelajaran siswa dapat:
  1. menceritakan kebiasaan bersyukur dalam masyarakat
  2. menjelaskan hubungan Perjamuan Malam terakhir Yesus dengan Sakramen Ekaristi pada masa sekarang
  3. menjelaskan makna perayaan ekaristi sebagai sumber dan puncak kehidupan Gereja
Ringkasan Materi
Peristiwa-peristiwa penting dalam hidup pada umumnya dirayakan dan disyukuri, bahkan tidak jarang hal itu dilakukan secara meriah. Ucapan syukur itu tidak semata-mata merupakan kebuasaan, tetapi merupakan dorongan yang kuat untuk melaksanakannya. Ucapan syukur itu biasanya dilaksanakan dengan mengundang sanak keluarga, teman atau tetangga dekat. puncak perayaan itu adalah perjamuan makan bersama. Siapapun yang datang sudah pasti tahu maksud mereka diundang, sehingga mereka bisa menampilkan diri sepantasnya.



Sebelum Yesus menderita sengsara, Ia juga mengadkan perjamuan bersama dengan para muridNya, peristiwa yang kita kenal dengan "Perjamuan Malam Terakhir" (Luk 22:14-23). Perjamuan itu sendiri mirip dengan kebiasaan dalam perjamuan masyarakat Yahudi, tetapi juga memiliki keistimewaan dan berbeda dengan perjamuan yahudi. Perjamuan itu diadakan secara husus sebagai tanda perpisahan dengan para murid menjelang penderitaanNya. nada perpisahan sangat terlihat dari kata-kata yang diucakan Yesus sendiri. Ketika Yesus mengambil cawan berisi anggur dan roti, ia mengucap syukur dan berpesan "Inilah TubuhKu yang diserahkan bagi kamu, perbuatlah ini menjadi kenangan akan Aku" (Ay 19). Artinya roti tersebut melambangkan diri Yesus yang akan dipersembahkan melalui penderitaanNya di salib demi keselamatan manusia. Kemudian Ia juga berkata "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darahKu yang ditumpahkan bagimu (ay 20). artinya cawan yang berisi anggur itu melambangkan darah Kristus yang tertumpah di salib, juga demi keselamatan manusia. Yesus berpesan pada para muridNya untuk selalu mengenangkan peristiwa itu. Hal itu terus berlanjut sampai sekarang.



Ada sebuah pergeseran dari perjamuan perpisahan menjadi perjamuan syukur. Ekaristi yang kita rayakan sekarang adalah ungakapan syukur atas penyelamatan Kristus lewat salib. Hal itu diteruskan hingga kini dalam bentuk perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi mengenangkan sekaligus menghadirkan kembali tindakan penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus kepada umat manusia. Maka dengan merayakan kembali Perjamuan malam terakhir, kita merayakan sumber dan puncak hidup Gereja, yaitu Yesus dan pengurbananNya.



Ekaristi berasal dari kata "eucharistia" yang artinya puji syukur. Maka inti Perayaan Ekaristi adaah puji syukur kepada Allah atas penyelamatanNya. Sebagai perayaan, Ekaristi mengundang keterlibatan semua umat yanghadir untuk berperan aktif dalam perayaan tersebut. Keterlibatan itu bisa diwujudkan dengan berbagai macam cara: ikut bernyanyi, ikut berdoa ,mendengarkan sabda Tuhan dll.

Makna sakramen ekaristi
  1. Bagi Gereja sekarang, Ekaristi merupakanUcapan Syukur dan pujiankepada Bapa. Kita bersyukur kepada Allah atas segala kebaikanNya: Untuk segala sesuatu yang Ia laksanakan dalam penciptaan, penebusan,dan pengudusan. Maka selayaknyalah Gereja mengagungkan pujian kepadaNya
  2. Ekaristi adalah kenangan akan kurban Yesus Kristus. Kenangan tidak hanya berarti mengenangkanperistiwa di masa lampau, tetapi membuat peristiwa penyelamatan itu dihadirkan kembali sehingga dapat dirasakan oleh segenap Gereja dan anggotanya yang hadir dan merayakannya
  3. Ekaristi sebagai kehadiran Kristus melalui kekuatan sabdaNya danRoh Kudus. Dalam Ekaristi Ia hadir dalam Gereja (pemimpin maupun umat yang hadir), Ia hadir melalui sabda-sabdaNya yang kita dengar dan lewat ikatan antar anggotaNya yang dipersatukan oleh Roh Kudus. Ia juga hadir secara nyata dalamTubuh dan DarahNya, dan Ia mengundang semua muridNya untuk menyambutNya.


KUTIPAN
Penetapan Perjamuan Malam
(Luk 22: 14-23)

Ketika tiba saatnya, Yesus duduk makan bersama-sama dengan rasul-rasulNya. kataMya kepada mereka, "Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kau, sebelum Aku menderita. Sebab aku berkata kepadamu: "Aku tidak akan memakannya lagi sampai Ia beroleh kegenapannya dalam kerajaan Alah." Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata "Ambilah ini dan bagkanlah di antara kami. Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai Kerajaan ALlah telah datang." Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, katanYa, "Inilah tubuhKu yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Demikian juga dibuatNya dengan cawan sesudah makan: Ia berkata, "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darahKu, yang ditumpahkan bagi kamu. Tatapi lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku ada bersama dengan Aku di meja ini. Sebab Anak Manusia memang akan pergi seperti yang telah ditetapkan, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Ia diserahkan!" lalu mulailah mereka mempersoalkan, siapa di antara mereka yang akan berbuat demikian.

Refleksi
  1. Bagaimana hubungan antara Perjamuan malam terakhir dan Perayaan Sakramen Ekaristi dalam Gereja sekarang?
  2. apakah selama ini kamu sudah merasa cukup memahami makna Perayaan Ekaristi? Apa motivasi atau alasannya?
  3. Seringkali dalam Perayaan Ekaristi terdengar remaja atau muda mudi mengobrol bahkan obrolannya pun tidak berkaitan dengan Ekaristi, melainkan kejadian-kejadian harian tau sejenisnya. Bagaimana tanggapanmu terhadap hal tersebut?Apa yang akan kamu lakukan bila menemukan kejadian seperti itu?




Pelajaran 14 Sakramen Baptis

Tujuan pelajaran
Pada akhir pelajaran siswa dapat
  1. menceritakan pengalaman dalam memasuki sebuah kelompok
  2. menjelaskan syarat dan proses inisiasi dalam suatu kelompok
  3. menyebutkan tahap-tahap inisiasi dalam Gereja
  4. menjelaskan makna Sakramen Baptis menjelaskan tugas dan perutusan seseorang yang telah menerima Sakramen Baptis.
Ringkasan materi
Suatu kelompok yang terorganisir biasanya memiliki persyaratan yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menerima seseorang secara resmi menjadi anggota kelompok tersebut. Bahkan ada kelompok yang menetapkan penerimaan anggota baru melalui upacara inisiasi atau upacara untuk memasuki kehidupan kelompok tersebut

Gereja adalah persekutuan orang-orang beriman kepada kristus. Sebagai persekutuan, Gereja pun mempunyai persyaratan bagi setiap orang yang ingin bergabung menjadi anggotanya. Syarat utamanya ialah seseorang harus sungguh-sungguh beriman kepada Kristus sebagai juru selamat. Beriman tudak hanya percaya, tetapi sekaligus menyerahkan diri dan mau dibentuk hidupnya sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus Kristus, serta bersama dengan semua orang mau mewartakan dan mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah itu dalam kehidupan bersama di tengah masyarakat.

Bila persyaratan tersebut sudah dipenuhi, maka menerimaan menjadi anggota Gereja itu dinyatakan dalam upacara Sakramen Baptis. Sakramen baptis disebut juga dengan sakramen inisisasi. Sakramen Baptis adalah pintu gerbang untuk sakramen-sakramen yang lain (KHK kan. 849). Dengan menerima sakramen baptis orang dimasukkan ke dalam paguyuban orang-orang beriman, yang disebut Gereja, dengan segala hak dan kewajibannya sebagai anggota Gereja.
Upacara inisiasi Kristen/ baptis dilaksanakan dalam 4 masa dan 3 tahap yaitu
  1. Masa Prakatekumenat: masa pemurnian motivasi calon. Pada masa ini seseorang diberi dorongan agar semakin mantap dalam menerima Sakramen Baptis. Masa ini diakhiri dengan upacara tahap pertama: pelantikan menjadi katekumen (calon baptis)
  2. Masa Katekumenat: masa pengajaran dan pembinaan iman serta latihan hidup dalam jemaat yang diakhiri dengan upacara tahap ke dua: Upacara pengukuhan katekumen terpilih
  3. Masa persiapan terakhir: masa khusus untuk mempersiapkan diri menerima sakramen-sakramen inisiasi, yang diakhiri dengan tahp ke tiga: upacara penerimaan sakramen inisiasi/ baptis
  4. Masa Mistagogi: masa pembinaan lanjutan setelah seseorang menerima sakramen inisiasi.
Penerimaan sakramen dalam Inisisasi Kristen meliputi tiga sakramen, yakni: Baptis, Krisma dan Ekaristi. yang pertama-tama adlah sakramen Baptis kemudian disusul yang lain. Namun bila sesorang yang diinisiasikan masih bayi maka penerimaan sakramen Krisma dan Ekaristi ditunda sampai anak tersebut dianggap pantas menerimanya. Melalui upacara sakramen Baptis seseorang dilahirkan kembali dari air dan Roh. Artinya orang itu memperoleh air kehidupan.
Buah atau rahmat pembaptisan
  1. mendapatkan pengampunan baik dari dosa asal maupun dosa serta siksa-siksa dosa.
  2. menjadi "ciptaan baru" (2kor 5: 17) dan dilantik menjadi anak Allah (Gal 4: 5-7) dan "mengambil bagian dalam kodrat Illahi (2 Ptr 1: 4)
  3. memperoleh rahmat pembenaran/ pengudusan yang: membuat dia sanggup semakin percaya kepada Allah berharap kepadaNya dan mencintaiNya; membuat dia hidup di bawah bimbingan dan dorongan Roh Kudus; membuat dia sanggup bertumbuh dalam kebaikan
  4. digabungkan dalam anggota Gereja, sebagai bagian dari Tubuh Kristus
  5. dimeteraikan secara kekal dengan satu materai rohani yang tak dapat dihapuskan; ia termasuk bilangan Kristus, sehingga boleh berharap untuk mati dan bangkit bersama Kristus dan layak mendapat kehidupan kekal di surga.


KUTIPAN

Percakapan dengan Nikodemus
(Yoh 3: 1-7)

Adalah seorang Farisi bernama Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi. Ia datang pada waktu malam kepada Yesus dan berkata: "Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorangpun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertainya." Yesus menjawab kataNya: "Aku berkata kepadamu sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepadaNya: "Bagaimanakah mungkin seseorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatan ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab Yesus: " Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan roh,ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah Roh. Janganlah engkau heran, karena aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.

Refleksi
  1. Apa makna baptis bagimu?
  2. Tindakan apa saja yang perlu dilakukan oleh orang-orang yang sudah menerima sakramen Baptis agar tetap sebagai putra putri Allah yang setia kepada Yesus Kristus!

Pelajaran 13 Sakramen pada Umumnya

Tujuan Pelajaran
Pada akhir pelajaran, siswa dapat
  1. menyebutkan berbagai macam simbol dalam hubungan antar manusia dan hubungan antara manusia dengan Allah
  2. menjelaskan makna sakramen
  3. menguraikan pengertian Gereja sebagai tanda dan sarana keselamatan berdasarkan Lumen Gentium art 1 dan 8
  4. menjelaskan aspek-aspek simbolis dalam sakramen:antropologis, kristologis dan eklesiologis
  5. menyebutkan 7 sakramen dalam Gereja Katolik
Ringkasan Materi
manusia dikenal sebagai makhluk yang ekspresif, Ia diberi kemampuan untuk menyatakan dirinya kepada pribadi lain dengan berbagai cara. Ia mampu menyatakan pikitan, perasaan dan kehendaknya baik dengan kata-kata, simbol dan tindakan. Kata-kata berfungsi menjelaskan gerak-geriknya dan gerak-geriknya berfungsi untuk meneguhkan kata-katanya. Namun kadang tidak seluruh isi hatinya dapat diungkapkan secara lengkap dan jelas. Manusia masih menggunakan sarana juga untuk menyatakan apa yang terkandung dalam hatinya dengan menggunakan simbol, tandaatau lambang.

Dalam menyatakan diriNya kepada manusia, Allahpun kerap menggunakan simbol atau lambang. KehadiranAllah tidak pernah langsung dalam wujud aslinya. Kepada Musa Allah menampakkan diri melalui bara api. kepada Samuel dalam bentuk suara, kepada bangsa Israel melalui tiang awan. Allah kerap kali menampakkan prbadiNya melalui pribadi-pribadi tertentu seperti para nabi. Ia hadir dalam berbagai simbol/ lambang atau pribadi yang hanya bisa dimengerti mereka yang punya relasi dekat denganNya. Tetapi Allah dalam kebaikan dan kebijaksanaanNya berkenan menyertai diriNya secara utuh dalam dan melalui diri Yesus Kristus (Ef 1: 9) Melalui dan dalam pribadi Yesus, Allah menyatakan rencana kehendakNya. Karya yang dilakukan Yesus Kristus memperlihatkan dan meneguhkan ajaran serta kenyataan-kenyataan yang diungkapkan dengan kata-kata. Sedangkan kata-kata Yesus menyiarkan karya-karya dan menerangkan rahasia yang terkandung di dalamnya (Mat 11: 27; Yoh 1:14) dan 17:14: 6). Hal itu kemudian diteruskan secara aktif dalam gerejaNya hingga sekarang. Di dalam Lumen Gentium art 9c dikatakan " Ia membentuk mereka menjadi Gereja, supaya bagi semua dan setiap orang menjadi Sakramen kelihatan yang menandakan kesatuan yang menyelamatkan."

Gereja sebagai persekutuan yang dijiwai Roh Kudus adalah suci dan mengungkapkan diri sebagai sakramen keselamatan (LG Art 1; 9c). Namun Gereja juga sekaligus harus selalu dibersihkan dan terus menerus menjalankan pertobatan dan pembaharuan (LG. Art 8c). Ke dalam, Gereja mengekspresikan karya penyelamatan Kristus yang kita kenal dengan 7 sakramen yaitu Baptis, Ekaristi, Tobat, risma, Imamat, Perkawinan dan pengurapan orang sakit. Ketuuh sakramen itu selalu berpusat pada Yesus Kristus terjadi di dalam GerejaNya, bersift pribadi dan indrawi atau manusiawi dan menjadi simbol atau sarana keselamatan yang diperlukan oleh manusia.

Sakramen berasal dari kata latin sacramentum yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan yang Illahi. Sakramen dipahami sebagai tanda dan sarana keselamatan Allah.
Dalam sakramen terdapat dua unsur yang hakiki yaitu
  1. forma yaitu kata-kata yang menjelaskan peristiwa Illahi dan
  2. materia yaitu benda atau tindakan tertentu yang kelihatan.
Ada tiga aspek dalam karya penyelamatan Yesus yakni
  1. Aspek Illahi: Kehadiran Allah yang dalam hal ini tampak dalam pribadi Yesus Kristus
  2. Aspek personal manusiawi: iman dan kesediaan orang menerimanya serta tanda berupa kata/ perbuatan yang dapat dirasakan dan didengar dan dialami
  3. Aspek sosial/ jemaat: adanya orang-orang yang hadir / jemaat yang menyaksikan.
Gereja adalah sakramen artinya Gereja sebagai tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia. Gereja terus menerus menyalurkan rahmat Tuhan yaitu keselamatan pada manusia.

KUTIPAN
Yesus Menyembuhkan Orang yang Sakit Kusta
(Luk 5:12-16)
Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus tersungkurlah ia dan memohon, "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapan mentahirkan aku." Lalu Yesus mengulurkan tanganNya, menjamah orang itu dan berkata, "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapapun juga dan berkata, "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka." Tetapi kabar tentang Yesus tersiar dan datanglah orang berbondong-bondong kepadaNya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.

Lumen gentium art 1
Terang para bangsalah Kristus itu. Maka konsoli suci ini, yang terhimpun dalam Roh Kudus, ingin sekali menerangi semua orang dnegan cahaya Kristus, yang bersinar pada wajah Gereja, dengan mewartakan Injil kepada semua makhluk (Mrk 16:15). Namun, Gereja itu dalam Kristus bagaikan sakramen, yakni tanda dan persatuan mesra dengan ALlah dan kesatuan seluruh umatmanusia. Maka dari itu, menganut ajaran konsili-konsili sebelum ini, Gereja bermaksud menyatakan dengan lebih cermat kepada umatnya yang beriman dan kepada seluruh dunia, manakah hakikat dan perutusannya bagi semua orang. Keadaan zaman sekarang lebih mendesak Gereja untuk menunaikan tugas itu, yakni supaya semua orang, yang dewasa ini tergabungkan secara lebih erat berkat berbagai hubungan sosial, teknis dan budaya, memperoleh kesatuan sepenuhnya dalam Kristus.

Refleksi
  1. Dengan cara bagaimanaGereja mewujudkan dirinya sebagai Saramen Keselamatan?
  2. Ada tiga aspek simbolis dalam setiap sakramen, sebutkan dan jelaskan secara singkat!

Selasa, 23 Maret 2010

Pelajaran 12 Keanggotaan Gereja

Tujuan Pelajaran
Pada akhir pelajaran siswa dapat:
  1. menyebutkan unsur-unsur anggota Gereja
  2. menjelaskan peran/ tugas setiap anggota Gereja
  3. menjelaskan makna dan tanggung jawab anggota Gereja berdasarkan 1 kor 12: 12-18
  4. menyebutkan ciri-ciri tindakan anggota Gereja yang bertanggung jawab terhadap gerejanya
Ringkasan Materi
Dalam kehidupan sehari-hari khususnya di sekolah kita menjumpai adanya peran-peran atau fungsi dari warga sekolah. Misalnya kepala sekolah, guru, siswa, petugas tata usaha, petugas kebersihan dan petugas keamanan. Masing-masing memliki tugas sesuai dengan perannya masing-masing.

Dalam Gereja juga dapat ditemukan berbagai orang dengan kemampuan serta peran masing-masing. Dalam Gereja kita mengenal ada:
  1. Para imam/pastor: mereka adalah orang yang ditahbiskan dan bertugas untuk menggembalakan, melayani, dan mengajar umat. Para imam juga memiliki tugas menguduskan Gereja melalui perayaan-perayaan sakramen
  2. Para biarawan-biarawati: mereka yang mengucapkan tri kaul suci dan membaktikan dirinya untuk pewartaan kabar gembira. Wujud bakti hidup mereka antara lain dalam pelayanan di dunia pendidikan, pelayanan medis, rumah-rumah retret dan lain-lain. Mereka hidup dalam biara-biara dan tergabung dalam komunitas, tarekat atau kongregasi tertentu
  3. Kaum awam: mereka adalah umat kristiani yang bukan imam dan bukan biarawan. Mereka mengemban tugas perutusan dalam Gereaja dan dunia sesuai dengan kehendak Allah. Di antara kaum awam sendiri ada yang berperan sebagai ahli pikir, tenaga medis, pedagang, petani, katekis, ahli bangunan dsb.

Dengan beragamnya anggota serta perannya diharapkan tidak saling menguasai, melecehkan atau menjatuhkan satu sama lain, namun saling melengkapi serta membantu agar tujuan untuk mewartakan kabar baik dapat tercapai dan semua orang dapat hidup selamat dan bahagia

Gereja adalah tubuh Kristus. Sebagai tubuh, Gereja terdiri atas banyak anggota dengan kemampuan serta peran yang berbeda-beda.



Dalam perbedaan itu mereka semua bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas mewartakan kabar gembira. Bila satu anggota saja tidak menjalankan perannya masing-masing secara bertanggung jawab, maka tubuh itu akan ancur berantakan. Sebagai tubuh Kristus Gereja dihidupi oleh semangat Roh Kristus dan senantiasa dibimbing olehNya.

Refleksi
  1. Gereja sering digambarkan sebagai tubuh mistik Kristus. Gambaran apa lagi yang kamu ketahui? Apa maknanya?
  2. Siapakah anggota Gereja yang paling bertanggung jawab terhadap kehidupan Gereja? Jelaskan!
  3. Apakah gambaran Gereja sebagai Tubuh Kristus terjadi dalam kehidupan Gereja di paroki/ lingkunganmu?Jelaskan!

Senin, 22 Maret 2010

Peajaran 11 Gereja sebagai Persekutuan

Tujuan Pembelajaran
Pada akhir pelajaran siswa dapat:
  1. menceritakan pengalaman suka duka sebagai anggota suatu perkumpulan
  2. menyebutkan kegiatan umat Gereja Perdana seperti dikisahkan dalam Kitab Suci (Kis 2: 41-47)
  3. menjelaskan ciri-ciri Gereja sebagai persekutuan erdasarkan interpretasi terhadap Kis 2: 41-47
  4. menyebutkan contoh wujud kehidupan Gereja sebagai persekutuan di masa sekarang
Ringkasan Materi
Kita sering melihat orang berkumpul misanya di pos siskamling, di pasar, di sekolah atau di tempat lainnya. Tetapi tidak semua kumpulan orang-orang disebut sebagai persekutuan (komunio). Di pasar orang berkumpul untuk menjual atau membeli sesuatu. Setelah hal itu berakhir tidak ada lagi komunikasi. Yang dimaksud komunio tentu saja bukan seperti itu. Dalam persekutuan atau komunio, komunikasi berlangsung secara terus menerus. masing-masing saling memperhatikan satu sama lian, saling memberi, saling mendukung, saling menasihati, saling mengingatkan, saling mengembangkan, saling melayani dan saling berusaha agar kebersamaan tersebut terus menerus terjaga keutuhannya agar kebahagiaan bersama dapat terjaga.

Model kumpulan orang yang berbentuk persekutuan (komunio) bisa kita lihat dalam kehidupan para murid Yesus sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Suci (Kis 2:41-47). Persekutuan mereka terbentuk berkat pengalaman yang sama: pengalaman sebagi murid-murid Yesus dan orang-orang yang percaya kepadaNya, setelah mendengar pewartaan tentang Yesus Kristus. Kehiduan mereka sangat menarik dan berbeda dibandingkan dengan persekutuan yang ada di sekitar mereka saat itu. Mereka selalu hidup dalam persekutuan dengan bertekun dalam pengajaran para rasul. Mereka berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa bersama. Segala kepunyaan mereka adalah milik bersama, satu sama lain saling melayani dan berkorban. Mereka selalu hidup dengan gembira dan tulus hati. Mereka bukan sekedar kumpulan orang, namun mereka saling mengenal memiliki ikatan batin, dan iman yang sama yaitu kepada Yesus Kristus dan menjalankan cara hidup yang sesuai dengan kehendak Kristus. Bentuk kehidupan itu membuat banyak orang lain tertarik dan bergabung dengan mereka, sehingga setiap hari jumlah mereka bertambah. Persekutuan mereka itulah yang sering disebut dengan Gereja Perdana atau Gereja Awal




KUTIPAN
Hidup Jemaat Perdana
(Kis 2:41-47)

Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka sealu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mukjizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersamadan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluannya masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Refleksi
  1. Apakah cara hidup jemaat perdana masih relefan untuk dilaksanakan pada zaman sekarang?
  2. Keprihatinan macam apa yang saat ini terjadi dalam persekutuan hidup menggereja?